Bila anda berencana membangun sebuah rumah tentu pemilihan bahan atau material bangunan menjadi salah satu pertimbangan. Terutama untuk bahan finishing karena akan cukup banyak menyedot biaya. Biasanya besaran dana untuk pekerjaan finishing ini menghabiskan sekitar 30% dari biaya total bangunan rumah.
Salah satu bahan finishing yang paling utama adalah bahan penutup atap. Berbagai macam bahan penutup atap dapat pilih sesuai keinginan dan dana yang ada miliki. Salah satu bahan penutup atap rumah adalah genteng tanah liat.
Berikut ini akan membahas jenis genteng tanah liat atau terakota sebagai bahan penutup atap rumah, dari spesifikasi teknis sampai kelebihan dan kekurangannya.
Dan kemudian melalui proses pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari.
Seetelah cukup kering maka genteng yang masih mentah tsb. dipanaskan menggunakan kayu bakar atau batu bara pada tungku pembakaran.
Tampilan fsik genteng MANTILI tanah liat cukup menarik karena memiliki warna oranye natural serta berkesan sederhana.
Karena keterbatasan teknologi pada proses produksinya, terkadang genteng tanah liat ini warnanya tidak sama atau seragam. Tapi anda tidak perlu kuatir karena genteng dapat dicat dengan warna sesuai keinginan.
Genteng jenis ini dipasang dengan pola ziz-zag atau tersusun lurus dengan sistem interlock
Jenis genteng tanah liat antara lain: genteng mantili, genteng Kodok/karang pilang, genteng Plentong, genteng Morando.
Spesifikasi Genteng Kodok
Ukuran : 21x28 cm
Berat : 1,5 s/d 1,8 kg
Jarak reng : 22 cm
Jumlah per-m2 : 24 buah
Sudut kemiringan : 25 s/d 60 derajat
Spesifikasi Genteng Plentong
Ukuran : 20,5 x 29 cm
Berat : 1,7 kg
Jarak reng : 23 cm
Jumlah per-m2 : 24 buah
Sudut kemiringan : 25 s/d 60 derajat
Spesifikasi Genteng Morando
Ukuran : 23,5 x 33 cm
Berat : 2,2 kg
Jarak reng : 26 cm
Jumlah per-m2 : 28 buah
Sudut kemiringan : 25 s/d 60 derajat
Salah satu bahan finishing yang paling utama adalah bahan penutup atap. Berbagai macam bahan penutup atap dapat pilih sesuai keinginan dan dana yang ada miliki. Salah satu bahan penutup atap rumah adalah genteng tanah liat.
Berikut ini akan membahas jenis genteng tanah liat atau terakota sebagai bahan penutup atap rumah, dari spesifikasi teknis sampai kelebihan dan kekurangannya.
GENTENG TANAH LIAT MANTILI / TERAKOTA
Genteng tanah liat ini menggunakan bahan utama Tanah Liat yang dibentuk dengan cara ditekan atau di-press.Dan kemudian melalui proses pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari.
Seetelah cukup kering maka genteng yang masih mentah tsb. dipanaskan menggunakan kayu bakar atau batu bara pada tungku pembakaran.
Tampilan fsik genteng MANTILI tanah liat cukup menarik karena memiliki warna oranye natural serta berkesan sederhana.
Karena keterbatasan teknologi pada proses produksinya, terkadang genteng tanah liat ini warnanya tidak sama atau seragam. Tapi anda tidak perlu kuatir karena genteng dapat dicat dengan warna sesuai keinginan.
Genteng jenis ini dipasang dengan pola ziz-zag atau tersusun lurus dengan sistem interlock
Jenis genteng tanah liat antara lain: genteng mantili, genteng Kodok/karang pilang, genteng Plentong, genteng Morando.
Spesifikasi Genteng Kodok
Ukuran : 21x28 cm
Berat : 1,5 s/d 1,8 kg
Jarak reng : 22 cm
Jumlah per-m2 : 24 buah
Sudut kemiringan : 25 s/d 60 derajat
Spesifikasi Genteng Plentong
Ukuran : 20,5 x 29 cm
Berat : 1,7 kg
Jarak reng : 23 cm
Jumlah per-m2 : 24 buah
Sudut kemiringan : 25 s/d 60 derajat
Spesifikasi Genteng Morando
Ukuran : 23,5 x 33 cm
Berat : 2,2 kg
Jarak reng : 26 cm
Jumlah per-m2 : 28 buah
Sudut kemiringan : 25 s/d 60 derajat
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GENTENG MANTILI TANAH LIAT
Berikut ini adalah kelebihan dari genteng tanah liat, yaitu :- Harga murah, memiliki bobot yang ringan, sehingga biaya untuk struktur atap juga akan lebih murah.
- Dapat menerima daya tekan yang lumayan kuat sehingga dapat cukup kuat diinjak.
- Ruang bawah yang dinaungi tidak akan terlalu panas.
- Termasuk bahan bangunan yang ramah lingkungan, karena tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Proses produksi tradisional yang tidak menghabiskan bahan bakar fosil. Kegiatan penambangan tanah sebagai bahan baku pun bukan jenis penambangan masih seperti penambangan batu bara yang merusak lingkungan karena dilakukan secara masif.
- Proses produksi melibatkan banyak jumlah tenaga kerja di sektor informal. Berbeda dengan proses produksi modern yang mereduksi jumlah tenaga kerja demi alasan efisiensi.
- Mudah berjamur dan berlumut bila tidak dilapisi cat.
- Bantuk dan warna terkadang tidak seragam.
- Waktu proses pemasangan lama.
Info Lebih Lanjut KLIK DISINI
Komentar
Posting Komentar